Tenun Tertua dari Suku Toraja Barat, Mamasa


Wastra Pallawa', Tenun Tertua dari Suku Toraja Barat, Mamasa

Tenun khas Toraja kini hanya bisa dijumpai di pelosok pedesaan terpencil dan terisolasi akibat buruknya infrastruktur jalan. Keterisolasian itu pula yang sekaligus menjadi benteng otentisitas tenun asli Toraja dari gempuran pengaruh modernitas.

Buku Keiko Kusakabe, Textile from Sulawesi in Indonesia, Genealogy of Sacred Cloth (2006), menyebut teknik tenun tertua di dunia masih bisa dijumpai di Toraja Mamasa. Dari catatan Kusakabe, peneliti Jepang yang pernah meneliti tenun Toraja selama lebih dari 10 tahun, Mamasa menjadi satu-satunya wilayah di Indonesia yang masih menggunakan teknik tertua di zaman modern, yaitu tenun kartu.

Dusun Bata, Desa Balla, Kecamatan Balla, kabupaten Mamasa yang secara administratif merupakan wilayah provinsi Sulawesi Barat adalah salah satu desa yang masih melestarikan teknik tenun kartu yang dalam istilah lokal dikenal dengan nama pallawa’, artinya kartu. Selain tua, teknik kartu juga memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi.

Dulu, jumlah kartu yang dipakai bisa mencapai ratusan. ”Kartu yang digunakan biasanya berkisar antara 18-30 buah. Yang 18 menghasilkan pallawa’ selebar 2 cm, sementara dengan 30 kartu menghasilkan pallawa’ selebar 5 cm.

Kartu-kartu yang dulunya terbuat dari tanduk kerbau itu kini dibuat dari kayu hitam dengan ukuran tidak lebih dari 2 x 2 cm. Terdapat lubang di setiap sisi kartu. Setiap lubang diisi pada benang yang berjumlah 216 helai. Diperlukan konsentrasi tinggi saat tangan dengan cepat membolak-balik kartu sambil menghitung benang.

Motif tenun yang dihasilkan melalui teknik pallawa’ cukup banyak. Setidaknya terdapat puluhan motif untuk teknik pallawa’. Motif- motif tenun Pallawa' sudah ada di benak para penenun, tdak perlu digambar, dan timbul secara otomatis pada saat mereka menenun.

Tingkat kesulitan yang tinggi membuat teknik ini hanya dikuasai sedikit penenun. Mereka belajar teknik pallawa’ dari orang tua mereka yang masih mempraktikkan teknik tersebut untuk memenuhi sejumlah pesanan. 

Pallawa’ umumnya digunakan sebagai lis ban untuk kain tenun yang dijahit menjadi baju. Belakangan, sejumlah penjahit di Mamasa mulai menerima banyak pesanan untuk produk jadi dengan pallawa’. Pallawa’ umumnya juga digunakan sebagai tali tas perempuan Mamasa yang disebut sepu’, sepu adalah tradsional pouch yang unik yang biasanya digunakan oleh orang-orang Toraja untuk kebutuhan upacara adat juga digunakan untuk melengkapi fashion sehari-hari yang bergaya etnik.


Penulis : Anny Marimbunna 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sarita, Tekstil Kuno Dalam Ritus Budaya Toraja

Wastra Toraja Menapaki Runway di Depan Tongkonan

Sarung Sutra Samarinda Berusia 50 Tahun Yang Hampir Punah